Sabtu, 18 Oktober 2008

gizi buruk

Kebutuhan gizi seseorang bisa dalam kondisi gizi lebih, sedang dan kurang Gizi kurang diklasifikasikan menjadi ringan, sedang dan berat Gizi kurang yang berat (gizi buruk) dibagi lagi menjadi marasmus, kwasshiorkor, marasmus kwasshiorkor

Istilah gizi buruk: malnutrisi, protein energi malnutrisi (PEM), kurang energi protein (KEP), kurang kalori protein (KKP), malnutrisi energi protein (MEP)

Nutrisi terdiri dari:Makro nutrient (protein, karbohidrat, lemak). Jika karbohidrat berlebih di dalam tubuh dapat diubah menjadi lemak, begitu juga sebaliknyaMikro nutrient (vitamin, mineral, elektrolit)
Pada kasus kurang gizi terjadi kekurangan kedua komponen ini

Malnutrisi Energi Protein Merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, terutama pada balita, ibu hamil dan menyusui. Berdasarkan lama dan jumlah kekurangan gizi dapat dibedakan menjadi MEP ringan dan MEP berat

MEP Ringan: belum menunjukkan gejala yang khas, belum ada kelainan biokimia, namun dijumpai gangguan pertumbuhan
MEP berat: disamping ada gejala klinis terdapat kelainan biokimia yang khas dengan klinisnya

Faktor yang mempengaruhi gizi buruk:
  1. Pola makan, pola makan gizi seimbang yaitu perbandingan jumlah Karbohidrat, lemak, protein,vitamin dan mineral berdasarkan umur dan berat badan. Pada bayi yang paling banyak adalah ASI, bila ditambah makanan pendamping maka gizi anak sudah tidak seimbang lagi
  2. Faktor sosial, adanya kemungkinan pantangan tertentui yang berlaku turun temurun
  3. Faktor ekonomi, berhubungan dengan kemiskinan untuk menyediakan makanan bergizi, baik kualitas maupun kuantitas tidak memadai
  4. Faktor infeksi, ada interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi akan memperburuk status gizi dan menurunkan daya tahan tubuh karena status gizi kurang

Gambaran klinisKeluhan yang paling ringan adalah pertumbuhan yang kurang (BB kurang), tidak nafsu makan, sering menderita penyakit berulang
Pada pemeriksaan

  • MEP Ringan Ditemukan gangguan antara lain: kenaikan BB tidak sesuai/ berhenti dan ada kalanya menurun, ukuran LLA menurun, rasio BB terhadap BB menurun, anemia ringan, tebal lipat kulit berkurang, aktifitas dan perhatian berkurang dibanding ank yang sehat seusianya
  • MEP Berat Marasmus: wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus, perubahan menal, kulit kering dan mengendor terutama di daerah pantat, lemak sub kutan menghilang hingga tutgor kulit berkurang, atrofi otot sampai tulang terlihat jelas, sering mengalami diare/ konstipasi, bradikardia, hipotensi, frekuensi napas menurun
  • Kwasshiorkor: perubahan mental sampai dengan apatis, edema wajah tungkai dan perut (wajah terlihat seperti orang tua, licin akibat edema), atrofi otot, lengan bawah lebih besar dari lengan atas, gangguan gastrointestinal, nafsu makan menurun, diare/ konstipasi, rambut pirang, perubahan kulit (ada bagian yang hypo maupun hyperpigmentasi yang dsb crazy parement dermatosis), pembesaran hati, anemia
  • Marasmus Kwassiorkor: seperti marasmus disertai edema

Pemeriksaan laboratorium: Terdapat hipoproteinemia terutama pada albumin shg terjadi edema


Pengobatan: Tidak hanya sekedar diberikan protein dan karbohidrat, tetapi perlu diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit terutama hypoglikemia. Untuk mempertahankan suhu tubuh, tubuh memetabolisme glukosa untuk dijadikan panas, pada gizi buruk glukosa tubuh makin berkurang sehingga terjadi hipoglikemi dan akibatnya terjadi hipotermi dan dapat mengakibatkan kematian.Gizi baik juga harus diberikan pengobatan hipoermia

Tidak ada komentar: