Sabtu, 18 Oktober 2008

gagal jantung

Decompensasi Cordis

A. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal.

B. Etiologi
Gagal jantung adalah adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung congenital maupun didapat.Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal,beban akhir,atau menurunkan kontraktilitas miokardium.Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel;dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertansi sistemik.Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dam kardiomiopati.

C. Patofisiologi
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik,mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif.Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup,dan meningkatkan volume residu ventrikel.

Sebagai respon terhadap gagal jantung,ada tiga mekanisme primer yang dapat dilihat:
1) meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik,
2) Meningkatnya beban awal akibat aktivasi system rennin angiotensin aldosteron,dan
3) Hipertrofi ventrikel.

Ketiga respon kompensatorik ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung.Kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktivitas.Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi semakin kurang efektif.Meurunnya curah sekuncup pada gagal jantung akan membangkitkan respon simpatik kompensatorik.Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik merangang pengeluaran katekolamin dari saraf saraf adrenergic jantung dan medulla adrenal.Denyut jantuing dan kekuatan kontraksi akan meningkat untuk menambah curah jantung.Juga terjadi vasokonstriksi arteria perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ organ yang rendah metabolismenya seperti kulit dan ginjal,agar perfusi ke jantung dan otak dapat dipertahankan.

Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa :
1) penurunan aliran darah ginjal an akhirnya laju filtrasi glomerulus,
2) pelepasan rennin dari apparatus juksta glomerulus,
3)interaksi rennin dengan angiotensinogen dalam darah untuk menghasilkan angiotensin I,
4) konversi angiotensin I menjadi angiotensin II,
5) Perangsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal, dan
6) retansi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus pengumpul.

Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah hipertrofi miokardium atau bertambahnya tebal dinding.Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel-sel miokardium;tergantung dari jenis beban hemodinamik yang mengakibatkan gagal jantung,sarkomer dapat bertambah secara parallel atau serial.Respon miokardium terhadap beban volume,seperti pada regurgitasi aorta,ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya tebal dinding.


D. Klasifikasi.
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan,gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri,gagal jantung kanan,dan gagal jantung kongestif.Pada gagal jantung kiri terjadi dyspneu d’effort,fatigue,ortopnea,dispnea nocturnal paroksismal,batuk,pembesaran jantung,irama derap,ventricular heaving,bunyi derap S3 dan S4,pernapasan cheyne stokes,takikardi,pulsusu alternans,ronkhi dan kongesti vena pulmonalis.Pada gagal jantung kanan timbul edema,liver engorgement,anoreksia,dan kembung.Pada pemeriksaan fisik didapatkan hipertrofi jantung kanan,heaving ventrikel kanan,irama derap atrium kanan,murmur,tanda tanda penyakit paru kronik,tekanan vena jugularis meningkat,bunyi P2 mengeras,asites,hidrothoraks,peningkatan tekanan vena,hepatomegali,dan pitting edema.Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.

New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas :
1.Kelas 1;Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan
2.Kelas 2;Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari hari tanpa keluhan
3.Kelas 3;Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa keluhan
4.Kelas 4;Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivits apapun dan harus tirah baring.


E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari gagal jantung harus dipertimbangkan relative terhadap derajat latihan fisik yang menyababkan timbulnya gejala.Pada permulaan,secara khas gejala-gejala hanya muncul pada latihan atau aktivitas fisik;toleransi terhadap latihan semakin menurun dan gejala-gejala muncul lebih awal dengan aktivitas yang lebih ringan.Diagnosa gagal jantung kongestif menurut Framingham dibagi menjadi 2 yaitu criteria mayor dan criteria minor

Kriteria mayor :
1.Dispnea nocturnal paroksismal atau ortopnea.
2.Peningkatan tekanan vena jugularis
3.Ronkhi basah tidak nyaring
4.Kardiomegali
5.Edema paru akut
6.Irama derap S3
7.Peningkatan tekanan vena >16 cm H208.Refluks hepatojugular.

Kriteria minor :
1.Edema pergelangan kaki
2.Batuk malam hari
3.Dispneu d’effort
4.Hepatomegali
5.Efusi pleura
6.Kapasitas vital berkurang menjadi 1/3 maksimum
7.Takikardi (.120x/menit)

F. Pentalaksanaan
Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi miokardium,baik secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan dari : 1) beban awal, 2) kontraktilitas,dan 3) beban akhir.

Prinsip penatalaksanaan gagal jantung :
1.Menigkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan aktivitas.
2.Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
3.Mengatasi keadaan yang reversible,termasuk tirotoksikosis,miksedema,dan aritmia.

Digitalisasi ;
1.Dosis digitalis :Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 – 2 mg dalam 4-6 dosis selama 24 jam dan dilanjutkan 2 x 0.5 mg selama 2-4 hariDigoksin iv 0,75-1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.Cedilanid iv 1,2-1,6 mg dalam 24 jam.
2.Dosis penunjang untuk gagal jantung : digoksin 0,25 mg sehari.Untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan
3.Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg4.
4.Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat : Digoksin 1-1,5 mg iv perlahan lahanCedilanid 04-0,8 mg iv perlahan lahan.
5.Menurunkan beban jantungMenurunkan beban awal dengan diet rendah garam,diuretic dan vasodilatora
  • Diet rendah garam. Pada gagak jantung dengan NYHA kelas IV,penggunaan diuretic,digoksin dan penghambat angiotensin converting enzyme (ACE),diperlukan mengingat usia harapan hidup yang pendek.

Untuk gagal jantung kelas II dan III diberikan ;

1)Diuretik dalam dosis rendah atau menengah (furosemid 40-80 mg)

2)Digoksin pada pasien dengan fibrilasi atrium maupun kelainan sinus

3)Penghambat ACE (captopril mulai dari dosis 2 X 6,25 mg atau setara penghambat ACE yang lain,dosis ditingkatkan secara bertahap dengan memperhatikan tekanan darah pasien); isorbid dinitrat (ISDN) pada pasien dengan kemampuan aktivitas yang terganggu atau adanya iskemia yang menetap,dosis dimulai 3 X 10-15 mg.Semua obat harus dititrasi secara bertahap.
  • Diuretik. Yang digunakan furosemid 40-80 mg.Dosis penunjang rata-rata 20 mg.Efek samping berupa hipokalemia dapat diatasi dengan suplai garam kalium atau diganti dengan spironolakton.
Diuretik lain yang dapat digunakan antara lain hidroklorotiazid,klortalidon,triamteren,amilorid,dan asam etakrinat.Dampak diuretic yang mengurangi beban awal tidak mengurangi curah jantung atau kelangsungan ,tapi merupakan pengobatan garis pertama karena mengurangi gejala dan pengobatan dan perawatan di rumah sakit.Penggunaan penghambat ACE bersama diuretic hemat kalium harus berhati hati karena memungkinkan timbulnya hiperkalemia.

  • Vasodilator
1)Nitrogliserin 0,4-0,6 mg sublingual atau 0,2-2 μg/kg BB/menit iv.
2)Nitroprusid 0,5-1 μg/kgBB/menit iv
3)Prazosin per oral 2-5 mg
4)Penghambat ACE: kaptopril 2 X 6,25 mg.

gizi buruk

Kebutuhan gizi seseorang bisa dalam kondisi gizi lebih, sedang dan kurang Gizi kurang diklasifikasikan menjadi ringan, sedang dan berat Gizi kurang yang berat (gizi buruk) dibagi lagi menjadi marasmus, kwasshiorkor, marasmus kwasshiorkor

Istilah gizi buruk: malnutrisi, protein energi malnutrisi (PEM), kurang energi protein (KEP), kurang kalori protein (KKP), malnutrisi energi protein (MEP)

Nutrisi terdiri dari:Makro nutrient (protein, karbohidrat, lemak). Jika karbohidrat berlebih di dalam tubuh dapat diubah menjadi lemak, begitu juga sebaliknyaMikro nutrient (vitamin, mineral, elektrolit)
Pada kasus kurang gizi terjadi kekurangan kedua komponen ini

Malnutrisi Energi Protein Merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, terutama pada balita, ibu hamil dan menyusui. Berdasarkan lama dan jumlah kekurangan gizi dapat dibedakan menjadi MEP ringan dan MEP berat

MEP Ringan: belum menunjukkan gejala yang khas, belum ada kelainan biokimia, namun dijumpai gangguan pertumbuhan
MEP berat: disamping ada gejala klinis terdapat kelainan biokimia yang khas dengan klinisnya

Faktor yang mempengaruhi gizi buruk:
  1. Pola makan, pola makan gizi seimbang yaitu perbandingan jumlah Karbohidrat, lemak, protein,vitamin dan mineral berdasarkan umur dan berat badan. Pada bayi yang paling banyak adalah ASI, bila ditambah makanan pendamping maka gizi anak sudah tidak seimbang lagi
  2. Faktor sosial, adanya kemungkinan pantangan tertentui yang berlaku turun temurun
  3. Faktor ekonomi, berhubungan dengan kemiskinan untuk menyediakan makanan bergizi, baik kualitas maupun kuantitas tidak memadai
  4. Faktor infeksi, ada interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi akan memperburuk status gizi dan menurunkan daya tahan tubuh karena status gizi kurang

Gambaran klinisKeluhan yang paling ringan adalah pertumbuhan yang kurang (BB kurang), tidak nafsu makan, sering menderita penyakit berulang
Pada pemeriksaan

  • MEP Ringan Ditemukan gangguan antara lain: kenaikan BB tidak sesuai/ berhenti dan ada kalanya menurun, ukuran LLA menurun, rasio BB terhadap BB menurun, anemia ringan, tebal lipat kulit berkurang, aktifitas dan perhatian berkurang dibanding ank yang sehat seusianya
  • MEP Berat Marasmus: wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus, perubahan menal, kulit kering dan mengendor terutama di daerah pantat, lemak sub kutan menghilang hingga tutgor kulit berkurang, atrofi otot sampai tulang terlihat jelas, sering mengalami diare/ konstipasi, bradikardia, hipotensi, frekuensi napas menurun
  • Kwasshiorkor: perubahan mental sampai dengan apatis, edema wajah tungkai dan perut (wajah terlihat seperti orang tua, licin akibat edema), atrofi otot, lengan bawah lebih besar dari lengan atas, gangguan gastrointestinal, nafsu makan menurun, diare/ konstipasi, rambut pirang, perubahan kulit (ada bagian yang hypo maupun hyperpigmentasi yang dsb crazy parement dermatosis), pembesaran hati, anemia
  • Marasmus Kwassiorkor: seperti marasmus disertai edema

Pemeriksaan laboratorium: Terdapat hipoproteinemia terutama pada albumin shg terjadi edema


Pengobatan: Tidak hanya sekedar diberikan protein dan karbohidrat, tetapi perlu diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit terutama hypoglikemia. Untuk mempertahankan suhu tubuh, tubuh memetabolisme glukosa untuk dijadikan panas, pada gizi buruk glukosa tubuh makin berkurang sehingga terjadi hipoglikemi dan akibatnya terjadi hipotermi dan dapat mengakibatkan kematian.Gizi baik juga harus diberikan pengobatan hipoermia

Jumat, 17 Oktober 2008

anfis pernapasan

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM RESPIRASI
Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

STRUKUTR SISTEM RESPIRASI
Sistem respirasi terdiri dari:
1. Saluran nafas bagian atas
Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan
2. Saluran nafas bagian bawah

Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli
3. Alveoli
terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2
4. Sirkulasi paru
Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.
5. Paru
terdiri dari :
a. Saluran nafas bagian bawah
b. Alveoli
c. Sirkulasi paru
6. Rongga Pleura
Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis


7. Rongga dan dinding dada
Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi

Saluran Nafas Bagian Atas
a. Rongga hidung
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :
- Dihangatkan
- Disaring
- Dan dilembabkan
Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke
b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)
d. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Saluran Nafas Bagian Bawah
a. Laring
Terdiri dari tiga struktur yang penting
- Tulang rawan krikoid
- Selaput/pita suara
- Epilotis
- Glotis
b. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada dinding depan usofagus.
c. Bronkhi
Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea.
Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior

Alveoli
Terdiri dari : membran alveolar dan ruang interstisial.
Membran alveolar :
- Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli
- Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant.
- Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling berhubungan langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel
- Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.

Aliran pertukaran gas
Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut: alveoli epitel alveoli « membran dasar « endotel kapiler « plasma « eitrosit.
Membran « sitoplasma eritrosit « molekul hemoglobin

O² Co²


Surfactant
Mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan normal surfactant ini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi, sehingga kolaps alveoli dapat dihindari.



Sirkulasi Paru
Mengatur aliran darah vena – vena dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan mengalirkan darah yang bersifat arterial melaului vena pulmonalis kembali ke ventrikel kiri.

Paru
Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus terminalis, bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik.

Rongga dan Dinding Dada
Rongga ini terbentuk oleh:
- Otot –otot interkostalis
- Otot – otot pektoralis mayor dan minor
- Otot – otot trapezius
- Otot –otot seratus anterior/posterior
- Kosta- kosta dan kolumna vertebralis
- Kedua hemi diafragma
Yang secara aktif mengatur mekanik respirasi.


FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU
1. Respirasi : pertukaran gas O² dan CO²
2. Keseimbangan asam basa
3. Keseimbangan cairan
4. Keseimbangan suhu tubuh
5. Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6. Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin
7. Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri

Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada:

1. Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.

2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai copliance.
Ada dua bentuk compliance:
- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O
- Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: ±50 ml/cm H2O
Compliance dapat menurun karena:
- Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
- Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
- Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.

3. Airway resistance (tahanan saluran nafas)
Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas

SIRKULASI PARU
a. Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit
Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
b. Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.
Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg
Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis
c. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari rongga kapiler ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik garam dan air dari rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan normal selalu seimbang.Peningkatan tekanan kapiler atau penurunan koloid akan menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam dalam rongga interstitial.

TRANSPOR OKSIGEN
1.Hemoglobin
Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
- Kelarutan fisik dalam plasma
- Ikatan kimiawi dengan hemoglobin
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobin dan O2 menurun.
2. Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )
- Plasma
- Hemoglobin

REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di dalam darah
Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur:
-Rate impuls Respirasi rate
-Amplitudo impuls Tidal volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusat kemo reseptor : anterior medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks : pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2

PEMERIKSAAN FUNGSI PARU
Kegunaan: untuk mendiagnostik adanya : sesak nafas, sianosis, sindrom bronkitis
Indikasi klinik:
- Kelainan jalan nafas paru,pleura dan dinding toraks
- Payah jantung kanan dan kiri
- Diagnostik pra bedah toraks dan abdomen
- Penyakit-penyakit neuromuskuler
- Usia lebih dari 55 tahun.

logo poltekkes Depkes semarang


aduh kasihan yang pada bingung cari logo institusi buat ngerjain tugas...
aku punya nih...
insya Allah bisa di download di semua warnet...


manajemen stress- relaksasi

Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia)
secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan
emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari
manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup
individu itu agar menjadi lebih baik. (id.wikipedia.org)

Relaksasi adalah suatu keadaan dimana anda berasa lega daripada tekanan atau rasa tegang.

Dalam persepsi kebanyakkan orang, kata “relaksasi” seringkali diidentikkan dengan “kemalasan”, atau suatu cara untuk bermalas-malasan dengan sah. Relaksasi itu bukan suatu bentuk kemalasan.
Relaksasi adalah suatu cara untuk menenangkan fisik, pikiran dan jiwa dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Sangat berbeda dengan “kemalasan”. Sebenarnya, “malas” adalah suatu masalah di dalam pikiran, bahkan di dalam jiwa; dimana “si pemalas” secara tidak sadar menganggap bahwa bermalas-malasan adalah suatu cara terbaik untuk hidup. Pahamilah, bahwa rileks dan santai dalam hidup tidak berarti malas.

Tujuan
Melegakan stress untuk penyakit darah tinggi, penyakit jantung, susah hendak tidur, sakit kepala disebabkan tekanan dan asma
Keupayaan mengawal untuk menenangkan tubuh dan pikiran dan mengembalikan kercerdasan guna melanjutkan aktivitas sehari-hari.

Relaksasi penting apabila anda mempunyai gejala seperti berikut:
- Berdebar-debar
- Sakit kepala
- Berpeluh
- Susah untuk bernafas
- kadar glukos darah yang tidak terkontrol
- Keadaan badan yang tidak selesa seperti sembelit dan kegelisahan.
- Kepenatan atau susah tidur.
- Ketegangan otot terutama otot di bagian tengkuk dan otot bahu.
- Susah untuk memberi tumpuan dan mudah risau.
- Kurang sabar, mudah tersinggung dan cepat marah.
- Hilang selera makan atau makan berlebihan.
- Hilang minat terhadap seks.

Jenis-jenis Relaksasi
1. Kaedah atau teknik pernafasan
2. Gambaran dalam fikiran (Imagery)
3. Regangan
4. Senaman
5. Teknik relaksasi yang lain
6. Progressive muscular relaxation ( teknik yang lebih sukar)
7. Bertafakur
8. Yoga
9. Tai-chi
10. Musik
11. Menari
12. shalat
Dan masih banyak cara lain untuk relaksasi.

Teknik dalam melakukan relaksasi tidaklah sama untuk semua orang. Durasi dan waktu yang dibutuhkan pun dapat saja berbeda sesuai tingkat kejenuhan yang dialami. Orang dengan tingkatan stress yang tinggi tentu lebih membutuhkan durasi relaksasi yang lebih lama dibandingkan dengan orang dengan tingkat kejenuhan yang rendah.

Dalam memilih jenis relaksasi pun tiap orang tidaklah sama. Biasanya, anak muda lebih senang relaksasi dengan mendengarkan alunan musik yang mendayu seperti musik-musik klasik, jazz, dan lain-lain. Para ibu lebih senang meemilih jenis relaksasi yoga, senam, ataupun latihan-latihan pernapasan. Jenis relaksasi kuno seperti tai-chi sering digunakan oleh orang-orang lanjut usia dimana teknik itu diajarkan secara turun-temurun.

Yang sering tidak kita sadari adalah relaksasi dengan cara melakukan ibadah pada Tuhan. Shalat adalah contoh termudah. Dalam shalat, seluruh pikiran dan fisik tertuju pada satu tujuan. Itu berarti kita meninggalkan sejenak kejenuhan dan pikiran-pikiran yang mengganggu untuk mendekatkan diri pada sang pencipta. Hal itu pula yang menjadi landasan dalam perribadatan yang lain. Berdoa di gereja, berdiam dan merenung, bertafakur, dan kegiatan ibadah lain yang dapat menghilangkan kejenuhan kita pada problematika dunia adalah salah satu cara untuk merelaksasikan diri.

Yang perlu diingat saat akan melakukan relaksasi adalah bahwa apapun jenis dan teknik maupun lama waktunya, relaksasi tersebut dapat menimbulkan dampak positif bagi diri sendiri. Perasaan, pikiran dan fisik akan lebih siap untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari. Jadi tidak ada lagi persepsi bahwa relaksasi membutuhkan banyak waktu dan biaya karena tanpa biaya pun kita dapat melakukan relaksasi sederhana yang berrdampak positif bagi tubuh.

kepMenKes no.1239/2001 tentang registrasi & praktik

BAB IV

Pasal 15 Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk :

1. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
2. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi : intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan.
3. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimanadimaksud huruf a dan b harus sesuai dengan standart asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi.
4. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter