Minggu, 30 November 2008

perhatian!!! sebelum belajar anfis persarafan

sebelum pada belajar yang namanya anatomi fisiologi persarafan, dengerin dulu yang pernah nyoba pahami tu materi...
buat aku, sumpah...pusing banget...
secara kita belajar tentang biliun sel saraf yang ada di tubuh, letak2nya, kaitan 1 sama yg lain, belum anatominya yang ruwet abis... satu cabang dendrit aja ada yang eror dah jadi kacau semua...
belum lagi patofisiologinya... wah, mesti seabreg...
salut banget yang punya gelar spesialis saraf, apa ga ikut2an saraf ya tu?
aku aja dah pingin muntah2 pelajarinya...
tapi, dibalik semua masalah itu pasti ada jalan terangnya... 
SEMANGAT!!!
karena untuk jadi perawat tu tetep harus punya kompetensi anatomi fisiologi termasuk persarafan, apa aja aku lakuin deh... sampe baca literatur bahasa inggris yg buat baca 1 halaman aja 1 jam lamanya...
buat semua yang mau belajar saraf, jangan jadi tambah saraf ya...
jangan sampe malah jadi pasien di 'mental hospital'...
ntar ketemu aku lho pas praktik klinik, hehehe...

anfis saraf

JARINGAN SARAF


Neuron (sel saraf)
Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan
bagian-bagian dari neuron :
- badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
- dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
- akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel


Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :
A Neuron unipolar
Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju perifer & cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal)

B Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit

C. Neuron multipolar
Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabang-cabang banyak sekali
Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel

Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah sinap / cleft sinaptik)
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter yg dpt menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat (GABA)

2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia
- Mikroglia : berperan sbg fagosit
- Ependima : berperan dlm produksi CSF
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron

3. Mielin
- komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
- menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
- daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik)

Lima Bagian Utama Otak
Telensefalon(end brain)
Diensefalon (inter brain)
Mesensefalon (mid brain)
Metensefalon (after brain)
Mielensefalon (marrow brain)
Telensefalon(end brain)
à Hemisfer serebri
kortek serebri
sistem limbik (Bangsal ganglia, hipokampus, Amigdala)

Diensefalon (inter brain)
Epitalamus
Talamus
Subtalamus
Hipotalamus
Mesensefalon (mid brain)
Kolikulus superior
Kolikulus inferior
Substansia nigra
Metensefalon (after brain)
Pons
Serebelum
Mielensefalon
Medula oblongata

Pembagian sistem saraf secara anatomi :
SSP
Pembagian saraf tepi berdasarkan fungsinya

SELAPUT OTAK & MEDULA SPINALIS
Duramater
- merupakan lapisan terluar dari meningen
- ruang diantara tengkorak dan durameter disebut epidural
Arachnoid
- merupakan lapisan tengah meningen, terletak diantara lap duramater dan piamater
- ruang diantara lap duramater dan arachnoid disebut epidural
- ruang diantara lap arachnoid dan piamater disebut sub arachnoid
- cairan otak (CSF) berada didalam ruang subarachnoid
3. Piamater
merupakan lapisan terdalam dari meningen yang berhubungan langsung dengan korteks seribri
Supai darah otak
Otak mendapat suplai darah dari 2 arteri besar, yaitu :
1. Arteri karotis interna
2. Arteri vertebro basiler

elektrokardiogram

tugas kuliah bu anita...


Pengertian EKG


Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik jantung akan menimbulkan kelainan gambar EKG.


EKG hanyalah salah satu alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis, karena pasien dengan penyakit jantung mungkin mempunyai gambaran EKG yang normal atau sebaliknya individu yang normal mungkin mempunyai gambaran EKG yang abnormal.

Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.


EKG mempunyai nilai diagnostik pada keadaan klinis berikut :
1. Aritmia jantung
2. Hipertropi atrium dan ventrikel
3. Iskhemia dan infark myokard
4. Efek obat-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia
5. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
6. Penilaian fungsi pacu jantung.

                             Elektrofisiologi sel otot jantung


Sel otot jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial melalui membran sel ini kira-kira –90 miliVolt. Ada tiga ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu kalium, natrium dan kalsium.

Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya ion natrium dengan cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga menyebabkan muatan dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan muatan luar sel. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan Depolarisasi. Setelah depolarisasi terjadi pengembalian muatan ke keadaan semula, proses ini dinamakan Repolarisasi. Seluruh proses tersebut disebut Aksi potensial.

 

                   Pembuatan Gelombang Listrik Jantung

Pada dasarnya untuk merekam aktivitas listrik jantung, kita dapat meletakkan elektroda di mana saja di permukaan tubuh. Kalau kita lakukan seperti itu, kita akan segera tahu bahwa gelombang yang terekam dengan penempatan elektroda positif di lengan kiri tampak sangat berbeda dengan gelombang yang dapat terekam dengan elektroda positif di lengan kanan(atau kaki kanan, kaki kiri, dan sebagainya).

Sebenarnya mudah untuk dimengerti bagaimana hal ini dapat terjadi. Gelombang deepolarisasi yang berjalan ke arah suatu elektroda positif akan menimbulkan defleksi positif pada EKG. Gelombang depolarisasi yang menjauhi elektroda positif akan menimbulkan defleksi negatif.

Gelombang depolarisasi bergerak dari kiri ke kanan, menuju ke arah elektroda. Alat EKG akan merekam defleksi positif,maka garis pada grafik akan naik.Apabila gelombang depolarisasi bergerak dari kanan ke kiri;maka bila elektroda sekarang ditempatkan sedemikian sehingga gelombang depolarisasinya menjauhi elektroda itu, pada gambaran EKG akan terekam defleksi negatif.

Apa yang akan direkam ekg bila elektroda positif tadi ditempatkan pada bagian tengah sel?

Pada awalnya,sewaktu bagian depan gelombang tadi mendekati elektroda,EKG akan merekam defleksi positif.

Selanjutnya,tepat pada saat gelombang itu mencapai elektroda, muatan positif dan negatif seimbang dan pada pokoknya saling menghambat satu sama lain, sehingga rekaman EKG nya akan kembali ke garis dasar lagi.Sewaktu gelombang depolarisasinya menyurut, akan tergambar defleksi negatif.

Bila seluruh otot sudah terdepolarisasi, akhirnya rekaman itu sekali lagi akan kembali ke garis dasar.Gambaran akhir sebuah gelombang depolarisasi yang bergerak tegak lurus menuju ke elektroda positif adalah gelombang bisafik.

Pada gambaran EKG, efek repolarisasi sama dengan efek depolarisasi, kecuali bahwa muatannya terbalik. Sebuah gelombang repolarisasi yang bergerak menju ke arah elektroda positif akan menggambarkan defleksi negatif pada EKG. Sedangkan gelombang repolarisasi yang bergerak menjauhi elektroda positif akan menghasilkan defleksi positif pada EKG. Gelombang yang tegak lurus akab menghasilkan gelombang bisafik, namun defleksi negatif gelombang bisafiki itu sekarang berada di depan defleksi positif.

 

 

                             Sandapan EKG


Untuk memperoleh rekaman EKG dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. Kata sadapan memiliki 2 arti pada elektrokardiografi: bisa merujuk ke kabel yang menghubungkan sebuah elektrode ke elektrokardiograf, atau (yang lebih umum) ke gabungan elektrode yang membentuk garis khayalan pada badan di mana sinyal listrik diukur. Lalu, istilah benda sadap longgar menggunakan arti lama, sedangkan istilah 12 sadapan EKG menggunakan arti yang baru. Nyatanya, sebuah elektrokardiograf 12 sadapan biasanya hanya menggunakan 10 kabel/elektroda. Definisi terakhir sadapan inilah yang digunakan di sini.

Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik tubuh menggunakan penguat instrumentasi biomedis. Sebuah sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan khusus elektrode rekam yang itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien.

§  Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang berhubungan.

§  Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi negatif pada EKG di sadapan yang berhubungan.

§  Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik) di EKG, yang akan bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat (B).

 

Terdapat 2 jenis sandapan (lead) pada EKG, yaitu :

1. Sandapan Bipolar,
Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan angka romawi I, II dan III
Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+).
Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF) yang bermuatan (+)
Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang bermuatan (-) dan kaki kiri (+).

2. Sandapan Unipolar
Sandapan Unipolar Ekstremitas
aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+), dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.

Sadapan ekstremitas

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e0/EKG2.png/100px-EKG2.png

 

Sadapan I

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9b/EKGI.png/300px-EKGI.png

 

Sadapan II

Sadapan I, II dan III disebut sadapan ekstremitas karena pernah pokoq elektrokardiogafi benar-benar harus menempatkan tangan dan kaki mereka di ember air asin untuk mendapatkan sinyal dari galvanometer senar Einthoven. EKG seperti itu membentuk dasar yang kini dikenal sebagai segitiga Einthoven.[2] Akhirnya, elektrode ditemukan sehingga dapat ditempatkan secara langsung di kulit pasien. Meskipun ember air asin sebentar saja diperlukannya, elektrode-elektrode itu masih ditempatkan di lengan dan kaki pasien untuk mengira-ngirakan sinyal yang diperoleh dari ember air asin itu. Elektrode-elektrode itu masih menjadi 3 sadapan pertama EKG 12 sadapan modern.

§  Sadapan I adalah dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan elektrode positif (hitam) di lengan kiri.

§  Sadapan II adalah dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan elektrode positif (merah) di kaki kiri.

§  Sadapan III adalah dipol dengan elektrode negatif (hitam) di lengan kiri dan elektrode positif (merah) di kaki kiri

Sadapan ekstremitas tambahan

Sadapan aVR, aVL, dan aVF merupakan sadapan ekstremitas tambahan, yang diperoleh dari elektrode yang sama sebagai sadapan I, II, dan III. Namun, ketiga sadapan itu memandang jantung dari sudut (atau vektor) yang berbeda karena elektrode negatif untuk sadapan itu merupakan modifikasi terminal sentral Wilson, yang diperoleh dengan menambahkan sadapan I, II, dan III bersama dan memasangnya ke terminal negatif mesin EKG. Hal ini membidik elektrode negatif dan memungkinkan elektrode positif untuk menjadi "elektrode penjelajah" atau sadapan unipolar. Hal ini mungkin karena Hukum Einthoven menyatakan bahwa I + (-II) + III = 0. Persamaan itu juga bisa ditulis I + III = II. Ditulis dengan cara ini (daripada I + II + III = 0) karena Einthoven membalik polaritas sadapan II di segitiga Einthoven, mungkin karena ia suka melihat kompleks QRS tegak lurus. Terminal sentral Wilson meratakan jalan untuk perkembangan sadapan ekstremitas tambahan aVR, aVL, aVF dan sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.

§  Sadapan aVR atau "vektor tambahan kanan" memiliki elektrode positif (putih) di lengan kanan. Elektrode negatif merupakan gabungan elektrode lengan kiri (hitam) dan elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan sinyal elektrode positif di lengan kanan.

§  Sadapan aVL atau "vektor tambahan kiri" mempunyai elektrode positif (hitam) di lengan kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan (putih) dan elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan sinyal elektrode positif di lengan kiri.

§  Sadapan aVF atau "vektor tambahan kaki" mempunyai elektrode positif (merah) di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan (putih) dan elektrode lengan kiri (hitam), yang "menambah" sinyal elektrode positif di kaki kiri.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/06/Precordial_Leads.jpgSadapan ekstremitas tambahan aVR, aVL, dan aVF diperkuat dengan cara ini karena sinyal itu terlalu kecil untuk berguna karena elektrode negatifnya adalah terminal sentral Wilson. Bersama dengan sadapan I, II, dan III, sadapan ekstremitas tambahan aVR, aVL, dan aVF membentuk dasar sistem rujukan heksaksial, yang digunakan untuk menghitung sumbu kelistrikan jantung di bidang frontal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sadapan prekordial

Sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ditempatkan secara langsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan augmentasi.Terminal sentral Wilson digunakan untuk elektrode negatif, dan sadapan-sadapan tersebut dianggap unipolar. Sadapan prekordial memandang aktivitas jantung dibidang horizontal. Sumbu kelistrikan jantung di bidang horizontal disebut sebagaisumbu Z.

Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri.

Kompleks QRS negatif di sadapan V1 dan positif di sadapan V6. Kompleks QRS harus menunjukkan peralihan bertahap dari negatif ke positif antara sadapan V2 dan V4. Sadapan ekuifasik itu disebut sebagai sadapan transisi. Saat terjadi lebih awal daripada sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan awal. Saat terjadi setelah sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir. Harus ada pertambahan bertahap pada amplitudo gelombang R antara sadapan V1 dan V4. Ini dikenal sebagai progresi gelombang R. Progresi gelombang R yang kecil bukanlah penemuan yang spesifik, karena dapat disebabkan oleh sejumlah abnormalitas konduksi, infark otot jantung, kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya.

§  Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.

§  Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.

§  Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.

§  Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah).

§  Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.

§  Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

 

Kumpulan sadapan klinis

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/33/Contiguous_leads.svg/325px-Contiguous_leads.svg.png

Jumlah sadapan EKG ada 12, masing-masing merekam aktivitas kelistrikan jantung dari sudut yang berbeda, yang juga berkaitan dengan area-area anatomis yang berbeda dengan tujuan mengidentifikasi iskemia korner akut atau lesi. 2 sadapan yang melihat ke area anatomis yang sama di jantung dikatakan bersebelahan (lihat tabel berkode warna).

§  Sadapan inferior (sadapan II, III dan aVF) memandang aktivitas listrik dari tempat yang menguntungkan di dinding inferior (atau diafragmatik) ventrikel kiri.

§  Sadapan lateral (I, aVL, V5 dan V6) melihat aktivitas kelistrikan dari titik yang menguntungkan di dinding lateral ventrikel kiri. Karena elektrode positif untuk sadapan I dan aVL terletak di bahu kiri, sadapan I dan aVL terkadang disebut sebagai sadapan lateral atas. Karena ada di dada pasien, elektode positif untuk sadapan V5 dan V6 disebut sebagai sadapan lateral bawah.

§  Sadapan septum, V1 and V2 memandang aktivitas kelistrikan dari titik yang menguntungkan di dinding septum anatomi kiri, yang sering dikelmpkkan bersama dengan sadapan anterior.

§  Sadapan anterior, V3 dan V4 melihat aktivitas kelistrikan dari tempat yang menguntungkan di anterior ventrikel kiri.

§  Di samping itu, setiap 2 sadapan prekordial yang berdampingan satu sama lain dianggap bersebelahan. Sebagai contoh, meski V4 itu sadapan anterior dan V5 lateral, 2 sadapan itu bersebelahan karena berdekatan satu sama lain.

§  Sadapan aVR tak menampakkan pandangan khusus atas ventrikel kiri. Sebagai gantinya, sadapan ini melihat bagian dalam dinding endokardium dari sudut pandangnya di bahu kanan.

 

 


                                      Kertas EKG


Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal dengan jarak 1 mm (sering disebut sebagai kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5 mm (disebut kotak besar).
Garis hirizontaal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0,04 detik. Sedangkan 5 mm = 0,20 detik.
Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 miliVolt, sedang setiap 10 mm = 1 miliVolt.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/96/ECG_Paper_v2.svg/325px-ECG_Paper_v2.svg.png

http://id.wikipedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png

Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan yang di atas daripada itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm². Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada 5 kotak besar per menit. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal "kalibrasi" harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.

 

 

 

Seleksi saring

Monitor EKG modern memiliki banyak penyaring untuk pemrosesan sinyal. Yang paling umum adalah mode monitor dan mode diagnostik. Dalam mode monitor, penyaring berfrekuensi rendah (juga disebut penyaring bernilai tinggi karena sinyal di atas ambang batas bisa lewat) diatur baik pada 0,5 Hz maupun 1 Hz dan penyaring berfrekuensi tinggi (juga disebut penyaring bernilai rendah karena sinyal di bawah ambang batas bisa lewat) diatur pada 40 Hz. Hal ini membatasi EKG untuk pemonitoran irama jantung rutin. Penyaring bernilai tinggi membantu mengurangi garis dasar yang menyimpang dan penyaring bernilai rendah membantu mengurangi bising saluran listrik 50 atau 60 Hz (frekuensi jaringan saluran listrik berbeda antara 50 dan 60 Hz di sejumlah negara). Dalam mode diagnostik, penyaring bernilai tinggi dipasang pada 0,05 Hz, yang memungkinkan segmen ST yang akurat direkam. Penyaring bernilai rendah diatur pada 40, 100, atau 150 Hz. Sebagai akibatnya, tampilan EKG mode monitor banyak tersaring daripada mode diagnostik, karena bandpassnya lebih sempit.[13]

 

Kurva EKG


Menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel. Kurva EKG yang normal terdiri dari gelombaang P,Q,R.S dan T serta kadang-kadang gelombang U. selain itu juga ada beberapa interval dan segmen EKG

Gelombang P
Merupakan gambaran proses depolarisasi atrium. Positif di sandapan I,II,aVF,V2-V6, terbalik di aVR, mungkin tegak, bifasik atau terbalik (negatif) di III, aVL dan V1
Gelombang P yang normal :
• Lebar < 0,12 detik
• Tinggi < 0,3 miliVolt
• Selalu positif di lead II
• Selalu negatif di lead aVR

Gelombang QRS
Merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel. Seringkali normal di V1 dan kadang-kadang di V2
Gelombang QRS yang normal :
• Lebar 0,06-0,12 detik
• Tinggi tergantung lead
(bila lebih dari 0,12 detik harus dicari kemungkinan ada RBBB, LBBB atau ventrikel ekstrasistole).

Gelombang Q adalah defleksi negatif pertama pada gelombang QRS.
Gelombang q kecil biasanya terlihat di sandapan I,II, aVF, dan V4-V6, durasinya < 0,03 detik dan tinggi/dalam amplitudo tidak lebih dari 25% tinggi gel R. Gelombang Q dalam ukuran bervariasi normal di sandapan aVR.
Sedangkan gelombang Q besar yaitu durasi 0,04 detik atau 25% lebih besar dari gelombang R dapat dilihat di sandapan III sendiri. Q abnormal yang ditemukan di sadapan I atau sadapan prekordial adalah diagnostik. Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q patologis

Gelombang Q yang normal :
• Lebar < 0,04 detik
• Tinggi / dalam < 1/3 gelombang R

Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS
Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5 dan V6. Gelombang r kecil di V1 dan membesar secara progresif di di V2-V4. Atau di lead aVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil tau tidak ada sama sekali.

Gelombang S adalah defleksi negatif sesudah gelombang R
Di lead aVR dan V1 gelombang S terlihat dalam, dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin menghilang atau berkurang dalamnya. Gelombang S mungkin ditemukan di sandapan I, II, dan selalu lebih kecil daripada gelombang R pada masing-masing sandapan.


Gelombang T :
Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya gelombang T positif di lead I,II, aVF dan V3-V6 dan terbalik di aVR. Gelombang ini mungkin tegak, bifasik atau terbalik di sadapan III, aVL dan V1.

Gelombang U :
Adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui namun diduga akibat repolarisasi lambat sistem konduksi interventrikel.

Interval PR
Interval PR diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik.
Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas his sampai permulaan depolarisasi ventrikel.

Segmen ST
Diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekordial dapat bervariasi dari -0,5 sampai + 2 mm. Segmen ST yang naik disebut ST elevasi, dan yang turun disebut ST depresi

 

 

 

                             Cara menilai EKG


1. Tentukan frekuensi (heart rate)
2. Tentukan irama jantung (rhythm)
3. Tentukan sumbu jantung
4. Tentukan ada tidaknya tanda hipertropi
5. Tentukan ada tidaknya tanda iskhemia/infark miokard
6. Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan lain : Obat-obatan dan gangguan keseimbangan elektrolit.

1. Menentukan frekuensi (heart rate)
Cara menentukan frekuensi EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. 300 : Jumlah kotak besar (KB) antara R-R
b. 1500 : Jumlah kotak kecil (KK) antara R-R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik (30 KB), hitung jumlah QRS dan kalikan 10. Atau EKG strip sepanjang 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 5.

2. Menentukan irama jantung (rhythm)
Dalam mentukan irama jantung, urutan yang harus ditentukan adalah sbb:
a. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
(cara sederhana dengan mengambil penggaris, ukur lebar antar gelombang r, bila sama setiap jaraknya maka irama teratur, bila berbeda maka irama tidak teratur, pen)
b. Tentukan berapa frekuensi jantung
c. Tentukan gelombang p normal atau tidak
d. Tentukan interval pr, normal atau tidak
e. Tentukan gelombang qrs normal atau tidak
f. Interpretasi

Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, maka iramanya disebut Irama Sinus.

Kriteria Irama sinus adalah sebagai berikut :
• irama teratur
• frekuensi jantung (HR) antara 60-100 x / menit
• gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti QRS dan T
• interval PR normal (0,12-0,20 detik)
• gelombang QRS normal (0,06-0,12 detik)
• semua gelombang sama

Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut diatas disebut Disritmia.
Beberapa contoh gambaran irama jantung :
Sinus takikardi (ST):
Irama : teratur
Frekuensi (HR) : 100-150 x/menit
Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS dan T
Interval PR : Normal (0,12-0,20 detik)
Gelombang QRS : Normal (0,06-0,12 detik)
Semua gelombang sama.

Sinus bradikardi (SB):
Iram : teratur
HR : < 60 x / menit
Gelombang P : normal, setiap gel P selalu di ikuti gel QRS dan T
Interval PR : normal (0,12-0,20 detik)
Gelombang QRS : Normal (0,06-0,12 detik)
Semua gelombang sama.

Sinus aritmia
Irama : tidak teratur
HR : biasanya antara 60-100 x / menit
Gelombang P : normal, setiap gel P selalu di ikuti gel QRS dan T
Interval PR : normal (0,12-0,20 detik)
Gelombang QRS : Normal (0,06-0,12 detik)
Semua gelombang sama.

Sinus arrest
Hilangnya satu atau beberapa gelombang P, QRS, T dan hilangnya tidak menyebabkan kelipatan jarak R-R
Irama : teratur, kecuali pada yang hilang
HR : biasanya < 60 x / menit
Gelombang P : normal, kecuali pada yang hilang
Interval PR : normal, kecuali pada yang hilang
Gelombang QRS : Normal (0,06-0,12 detik)
3. Tentukan sumbu jantung (Axis)
Untuk menentukan axis dapat dipakai beberapa cara, yang paling mudah adalah dengan menghitung axis QRS rata-rata dibidang frontal. Axis normal terletak antara –30 s/d + 110 derajat. Lebih dari –30 derajat disebut deviasi axis ke kiri (LAD-left axis deviation) dan lebih dari +110 derajat disebut deviasi axis kanan (RAD-right axis deviation) dan bila lebih dari +180 derajat disebut axis superior.

4. Tentukan ada tidaknya tanda hipertropi

A. Hipertropi atrium :
1. hipertropi atrium kanan (RAH)
ditandai dngan gelombang P yang lancip dan tinggi, paling jelas terlihat pada lead I dan II. Biasanya disebut P pulmonal.

2. hipertropi atrium kiri (LAH)
ditandai dengan adanya gelombang P yang lebar dan berlekuk, paling jelas terlihat di lead I, dan II, biasa disebut gelombang P mitral

B. Hipertropi ventrikel :
1. Hipertropi ventrikel kanan (RVH)
Ditandai dengan :
• Gelombang R tinggi di V1 (dan V2), R di V1 > 5 mm, dan rasio R:S di V1 > 1.
• Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V1-V3
• RAD

2. Hipertropi ventrikel kiri (LVH)
Di tandai dengan :
• Voltage criteria :
 Gelombang R pada V5/V6
ü > 26 mm atau
 Gelombang S di V1 + gelombang R di V5/V6
ü > 35 mm.
 Gelombang R di I + gelombang S di III
ü > 26 mm
 Gelombang R di aVl
ü > 11 mm
• Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V5/V6
• LAD

5. Menententukan ada tidaknya tanda iskhemia/infark miokard
a. Iskhemia miokard
• Ditandai dengan adanya depresi segmen ST > 1 mm pda satu atau lebih sadapan ( penting di bedakan dengan depresi “J point” yang normal. Keadaan ini dimulai 1-3 mm di bawah garis isolektrik, tetapi segmen ST langsung naik tajam pada arah ke atas)
• Gelombang T terbalik

b. Infark miokard
• Gelombang Q patologis. Pada fase acut umumnya gelombang Q patologis disertai adanya elevasi segmen ST atau hanya berupa elevasi segmen ST. sedangkan pada fase sub acut atau recent gelombang Q patologis disertai gelombang T terbalik. Pada fase old gambaran EKG berupa gelombang Q patologis, segmen ST dan gelombang T normal kembali.
• Elevasi segemen ST, merupakan tanda paling awal dari infark miokard dan menetap selama beberapa hari sampai 2 minggu.
• Setelah 1-3 hari gelombang T menjadi terbalik, dan biasanya mencapai puncakny dalam 1-2 minggu, selama waktu tersebut gel T menjadi dalam dan terbalik simetris.
• Dalam 1-3 hari timbul gelombang Q patologis yang menunjukan infark transmural. Kriteria Q patologis :
 Durasi Q : 0,04 detik atau lebih
ü
 Rasio Q : R : 25% atau lebih
ü
 Kompleks QRS dapat dipertimbangkan ekuivalen dengan gel Q
ü
(kriteria ini bila ditemukan hanya di sadapan III, aVL atau V1, tidak dapat digunakan untuk menentukan untuk menentukan diagnostik infark)

Lokasi infark / iskhemia : Kelainannya di sadapan :
Anterior : V2-V4
Inferior : II, III dan aVF
Lateral : I dan V6
Posterior : V1, V2, R tinggi, T tegak
Anteroseptal : V1-V3
Anterolateral : I, aVL, V5-V6
Ventrikel kanan : V1, V3 R, V4 R.

c. Perikarditis
 Pertama kali terdapat elevasi segmen ST pada semua sadapan kecuali aVR, aVL, (posisi jantung vertikal), V1 dan V2
ü
 Setelah beberapa hari segmen ST kembali pada garis isoelektris dan gelombang T menjadi terbalik
ü
 Tidak ada perubahan pada kompleks QRS
ü
 Perubahan ST-T di atas tidak terjadi pada perikarditis uremia.
ü
6. Efek obat-obatan dan elektrolit.
a. Digitalis
 Depresi segmen ST
ü
 Interval PR memanjang
ü
 Sinus bradikardia
ü

b. Anti aritmia (terutama Quinidine)
 Interval QT memanjang
ü

c. Hiperkalemia (peningkatan kalium dalam serum)
 Gelombang T yang tinggi dan tajam (ramping, runcing)
ü
 Gelombang P menghilang
ü
 Interval QRS melebar
ü
 Takikardia ventrikel, fibrilasi
ü

d. Hipokalemia
 Gelombang U yang nyata
ü
 Depresi ST dan gel T yang rendah
ü

e. Hiperkalsemia (kadar kalsium serum > 12 mg/100ml)
 Interval QT memendek
ü
 Segmen ST menghilang, sehingga gel T langsung terdapat pada akhir kompleks QRS
ü

f. Hipokalsemia
 Interval QT memanjang, terutama segmen ST
ü


A.   Kesimpulan

 

1.      Elektrokardiografi adalahilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram(EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.

2.      Sebuah pendekatan metodik sederhana yang dapat diterapkan pada setiap EKG. Setiap EKG harus didekati dengan cara berurutan, terutama kalau seorang perawat yang masih baru di bidang ini, sehingga tidak ada hal penting yang terlewatkan. Kalau perawat semakin banyak mengenal,membaca kardiogram, hal yang pada mulanya mungkin tampak terpaksa dan secara mekanik akan memberikan keuntungan besar dan akan segera menjadi seperti kebiasaan.

3.      Gelombang P;gambaran proses depolarissi atrium.

Gelombang  QRS;gambaran proses depolarisasi ventrikel

Gelombang  T;gambaran proses repolarisasi ventrikel.

Gelombang U;timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya

Interval PR;diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.

 

B.   Saran

 

1.      Dengan adanya pembelajaran tentang EKG,maka kenalilah dulu pasien kita. Benar bahwa EKG saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat ini baru betul-betul muncul bila diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.

2.      Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak. Bacalah di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi ini, tetapi bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG.Kenalilah lebih dalam dulu dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat akan dapat menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya.